alam dunia cyber kita sekarang ini, coba perhatikan, satu keluarga yang tengah
duduk bersama. Suami, istri dan anak-anak duduk, berkumpul bersama di ruang
keluarga. Namun semuanya asyik sendiri-sendiri. Kadang tertawa sendiri-sendiri.
Apa yang terjadi pada keluarga ini? Ternyata mereka tengah asyik dengan dunia
masing-masing.
Suami asyik dengan Blackberry-nya. Istri dengan Samsung Galaxy-nya. Anak-anak asyik
dengan iPad dan gadget-nya. Suami tengah membaca pesan yang masuk di group BBM
teman-teman kerja, dan isinya postingan cerita yang lucu serta membuat tertawa
sendiri. Istri sedang asyik membuka pesan-pesan di grup WhatsApp. Ada beberapa pesan masuk dari teman-temanya, yang
membuatnya tersenyum-senyum sendiri. Anak-anak asyik berkomunikasi dengan
teman-teman mereka melalui Instagram.
Mereka duduk bersama,
namun dunia mereka berbeda. Tampak seperti robot-robot yang tengah
bercengkerama. Bertemu secara fisik, tapi hati dan pikiran melayang pergi ke
dunia yang berbeda. Suami tengah berada di dunia yang diciptakan Blackberry Messenger. Istri tengah
berada di dunia yang diciptakan WhatsApp.
Anak-anak berada di dunia Instagram. Mereka
tidak saling bicara, tidak saling menyapa, walau duduk berdekatan dalam ruang
keluarga.
Bukan seperti itu family time. Waktu keluarga (family time) adalah waktu untuk
mengobrol bersama, bercanda bersama, bermain bersama, beribadah bersama, atau
berkegiatan bersama. Agendanya sama, hati, pikiran dan perhatian mereka
terkonsentrasi bersama. Bukan bersama-sama duduk tapi agendanya
sendiri-sendiri. Pikirannya sendiri-sendiri. Hatinya sendiri-sendiri. Asyiknya sendiri-sendiri.
Family
Gathering
Jika kita datang ke
toko mainan anak-anak di Indonesia, sangat banyak ragam mainan yang ditawarkan.
Coba perhatikan, sebagian besar yang disediakan berupa mainan yang bisa asyik
dijalankan secara sendirian, tanpa mengharuskan kehadiran teman. Robot, boneka,
mobil-mobilan, pirstol mainan, binaang satwa tiruan, perlengkapan dokter,
perlengkapan pantai, perlengkapan berkebun, perlengkapan dapur, rubik, lego,
puzzle dan lain sebagainya. Itu semua jenis permainan tunggal, yang bisa asyik
dimainkan secara sendirian tanpa teman.
Sangat sedikit mainan
yang melibatkan seluruh anggota keluarga. Paling-paling hanya ular tangga dan
halma. Beberapa toko menawarkan paket seperti “8 in 1” yang bisa dimainkan
secara bersama oleh seluruh anggota keluarga. Jenis permainan seperti ini cukup
langka di Indonesia. Berbeda dengan beberapa negara maju, yang sangat banyak
jenis permainan keluarga.
Dampak dari minimnya
permainan keluarga ini, akhirnya ketika berkumpul di rumah, masing-masing akan
asyik dengan diri sendiri. Memilih berkegiatan atau bermain sendiri, tanpa
memperdulikan yang lainnya. Anak-anak kecil bermain sendiri, kakak mereka
bermain sendiri, orang tua sibuk dan asyik sendiri. Tidak ada satu permainan
yang secara asyik mereka mainkan secara bersama. Tidak ada satu kegiatan yang
dilaksanakan secara bersama.
Terlebih ketika semua
anggota keluarga memegang gadget. Semakin
membuat mereka saling asing dan saling menjauh. Walaupun berkumpul bersama di
ruang keluarga, berkumpul bersama di meja makan, berkumpul bersama di teras
belakang rumah mereka, namun hanya duduk diam membisu. Tidak ada aktivitas
bersama, tidak ada obrolan yang hangat dan penuh canda, tidak ada permainan
yang mereka lakukan secara bersamaan. Yang ada hanya keramaian dan kegaduhan dalam
alam pikiran masing-masing, yang diciptakan oleh aneka fitur komunikasi dan
aneka fitur game dan gadget.
Family
gathering atau kegiatan keluarga sangat penting untuk
membangun kebersamaan, kehangatan, dan kenyamanan dalam rumah tangga. Suami dan
istri bisa semakin dekat, orang tua dengan anak menjadi tidak berjarak,
interaksi antar anak juga semakin akrab dan hangat. Mereka bisa berdiskusi,
mengobrol, bercerita, bercanda, sembari beraktivitas bersama yang mengasyikkan.
Suasana seperti ini sangat berkesan pada anak-anak, dan membuat mereka menjadi
semakin menghargai makna keluarga. Kegiatan family
gahtering bisa dilakukan di rumah saja, bisa pula di luar rumah. Family adventure menjadi sangat
mengasyikkan bagi semua anggota keluarga. Pergi berlibur ke sebuah tempat
rekreasi, sembari melakukan kegiatan bersama yang melibatkan semua anggota keluarga.
Bisa melakukan rafting, camping, mendaki gunung, berjalan santai
di taman, bermain bola di pantai, atau sekadar berjalan-jalan saja mengelilingi
alun-alun kota. Kebersamaan seperti itu sangat memberikan makna yang mendalam
pada semua anggota keluarga, sehingga ikatan di antara mereka semakin kuat.
Aturan Family Time ketika sudah memiliki waktu
bersama anggota keluarga, hendaknya benar-benar dimanfaatkan untuk family time. Dioptimalkan untuk membangun
kebersamaan bersama seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu, ada beberapa “aturan”
yang harus dipenuhi, agar tujuan family
time ini tercapai.
Luangkan
Waktu Bersama
Hal pertama yang harus
dilakukan oleh semua anggota keluarga adalah, luangkan waktu bersama. Di tengah
kesibukan kerja orang tua, pada saat anak-anak tengah libur sekolah dan kuliah,
pilih waktu luang yang bisa menyatukan semua anggota keluarga. Jika sangat
sulit untuk memiliki keluangan waktu yang sama, harus ada yang rela berkorban
izin kerja atau izin dari kegiatan, demi bisa bersama-sama dengan keluarga. Jadi
memang harus meluangkan waktu, bukan menunggu waktu luang.
Jauhkan
Gadget
Pada saat sudah memiliki
waktu bersama, berkumpullah bersama seluruh anggota keluarga. Aturan yang
sangat penting untuk menciptakan family
time adalah jauhkan gadget dari
semua naggota keluarga. Gadget telah
merenggut perhatian yang membuat orang tua dan anak-anak memilih asyik
sendiri-sendiri. Gadget telah memubat
semua bersifat egois dan individualis. Tidak peduli dengan orang lain, cenderung
asyik dengan dunia masing-masing yang diciptakan oleh berbagai fitur ajaib
dalam gadget. Ini yang membuat tidak
tercapainya tujuan family time,
membuat tidak ada kebersamaan walaupun secara fisik mereka berada dalam satu
tempat yang sama.
Putuskan
Komunikasi dengan Pihak Luar
Aturan ketiga adalah
putuskan komunikasi dengan pihak luar. Ketika sudah menyepakati family time, fokuskan untuk berkegiatan
bersama keluarga. Matikan handphone
dan smartphone untuk waktu tertentu. Dengan
cara ini, semua anggota keluarga fokus berkegiatan, bermain, berbicara,
bercanda secara bersama. Tidak terganggu oleh banyaknya lalu lintas panggilan
telepon yang kadang memakan waktu lama. Panggilan telepon, menjawab pesan di WhatsApp, membalas SMS, melihat email
dan lain-lain, bisa merusak suasana family
time.
Lakukan
Aktivitas Bersama
Optimalkan kesempatan
bersama keluarga ketika sudah bisa meluangkan waktu bersama. Jangan sia-siakan
situasi emas dan mahal ini. Segera lakukan aktivitas bersama, baik yang sudah
dirancang masak-masak sebelumnya, ataupun aktivitas spontan yang tercipta
setelah berada di lokasi kegiatan. Pilih aktivitas yang bisa dilakukan oleh
seluruh anggota keluarga, sehingga semua ikut terlibat di dalamnya. Jangan ada
anggota keluarga yang ngambek dan memilih duduk sendirian, tanpa mau terlibat
dalam kegiatan bersama anggota keluarga yang lain. Semua harus terlibat.
Ciptakan
Keasyikan
Salah satu yang membuat
semua anggota keluarga bisa terlibat adalah terciptanya suasana keasyikan. Tertawa
bersama, bercanda dengan leluasa, mengekspresikan keceriaan dengan tanpa beban,
menjadi kunci keberhasilan kegiatan family
time. Jika suasana terbangun dengan asyik, maka akan membuat semua anggota
keluarga senang terlibat dengan sukarela. Namun jika pilihan kegiatannya
menegangkan, menakutkan atau membuat ngeri, maka tidak semua bisa menikmati
situasinya. Hal ini menyebabkan tidak semua anggota keluarga bisa terlibat.
Jauhi
Pertengkaran dan Konflik
Pada saat telah
berkumpul bersama keluarga, jauhi hal-hal kecil yang bisa merusak kehangatan
dan keceriaannya. Misalnya soal makan siang di mana, kegiatan permainannya apa,
pilihan tempat rekreasinya di mana, maupun kejadian kecil saat dalam perjalanan
maupun sesampai di lokasi kegiatan, jangan membiarkannya menjadi pemicu
keributan dan pertengkaran. Kadang suasana family
time rusak hanya karena hal-hal kecil yang sangat tidak esensial. Sejak dalam
perjalanan di kendaraan sudah muncul keributan, akhirnya terbawa hingga lokasi
kegiatan. Ada anak yang ngambek karena marah atau tersinggung, jadinya rusaklah
suasana kebersamaan.
Demikianlah enam aturan
dalam membangun family time bersama
seluruh anggota keluarga. Berapa lama durasi family time tergantung situasi dan kondisi. Ada family time yang sifatnya harian, ada family time yang sifatnya insidental. Family time yang bersifat harian harus
sengaja diciptakan agar selalu ada waktu bersama walau hanya sebentar saja. Family time yang insidental bisa
ditepatkan dengan momentum liburan bersama, atau momentum istimewa lainnya yang
sengaja diciptakan untuk membangun kebersamaan dalam keluarga.
Semoga keluarga kita
semua selalu hepi, dan memiliki
kelentingan (resiliensi) yang memadai, karena telah terbiasa mengalokasikan family time.
(Al-Falah
|| Ust. Cahyadi Takariawan || Edisi April 2016 : 16-17)