Masih teringat dalam
bayangan kita saat masih kecil, hingga tanpa terasa kita sudah menjadi dewasa.
Dan saat kita mulai merayakan ulang tahun, pernahkah terpikir bahwa umur kita
semakin pendek? Pada hakikatnya, waktu merupakan salah satu karunia Allah SWT
bagi manusia, karena waktu merupakan hal yang paling berharga yang dimiliki
anak Adam. Allah SWT telah menganugerahi waktu 24 jam sehari bagi setiap orang
untuk beraktivitas dan beribadah. Namun, apakah kita sudah memanfaatkan waktu
kita? Sesungguhnya waktu yang telah berlalu, meskipun satu detik, tidak akan
dapat terulang lagi. Begitupun dengan berbagai kesempatan yang kita miliki.
Jika kesempatan ada di pagi hari sudah lewat, maka hilang sudah momentum yang
bias diambil, karena tidak ada yang tahu apakah kita bias berjumpa lagi esok
pagi.
Alangkah beruntungnya
orang-orang yang dapat memanfaatkan waktunya dalam kehidupan ini. Sehingga
waktunya bernilai menjadi pahala kebaikan. Sedangkan orang-orang yang lalai,
maka akan menghabiskan waktunya tanpa arti dan manfaat. Dengan waktu yang telah
dimiliki, manusia dapat beruntung atau rugi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat Al-‘Ashr : “Demi masa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yang beriman, mengerjakan amal kebajikan, dan saling berwasiat pada
kebenaran dan pada kesabaran.” (Q.S. Al-‘Ashr : 1-3).
Berdasarkan ayat di
atas, maka nilai waktu seseorang tergantung dari setiap individu menggunakannya
pada jalan yang diridhai Allah SWT. Selain itu, Allah SWT juga telah bersumpah
dengan waktu dalam banyak ayat dalam Al-Quran. Hal tersebut menunjukkan bahwa
betapa tinggi nilai sebuah waktu. Abu Barzah al-Aslami meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari kiamat nanti, dua kaki seorang hamba tidak
akan bias melangkah sebelum ia ditanya tentang empat perkara : Digunakan untuk
apa umurnya? Dihabiskan untuk apa waktu mudanya? Dari mana ia mendapatkan
hartanya? Digunakan untuk apa hartanya tersebut?” (HR. Tirmidzi dan ad-Darmi).
Hadist di atas telah mengingatkan
kita bahwa setiap orang akan diminta pertanggungjawabannya terhadap waktu yang
telah digunakan. Bagi seorang muslim, waktu dapat bernilai kebaikan jika
digunakan untuk beribadah, sehingga menghasilkan pahala. Begitu juga
sebaliknya, satu jam dapat menjadi keburukan jika waktu digunakan untuk berbuat
hal yang tidak baik, seperti ghibah, mencuri dan sikap tercela lainnya. Jangan
sampai timbul rasa penyesalan pada kita, karena telah melewatkan waktu dan
kesempatan berharga, disebabkan lalai dalam memanfaatkan waktu yang ada. Maka,
berusahalah dengan sekuat tenaga untuk selalu melakukan hal-hal yang dapat
memberikan manfaat, baik didunia maupun diakhirat. Karena jika ada waktu yang
telah terlewat, maka waktu itu tidak akan pernah kembali selama-lamanya.
Memanfaatkan Waktu
Luang
Tak
dapat dipungkiri, waktu memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Namun
pada kenyataannya, banyak kita temui orang yang begitu santai dan menunda
pekerjaannya. Padahal, tanpa disadari waktu tersebut akan pergi dan tak dapat
diulang kembali. Contohlah Rasulullah SAW yang selalu memanfaatkan waktu dalam
kehidupannya. Siang hari, Rasulullah SAW bekerja menjadi pedagang, pendakwah
sekaligus kepala pemerintahan yang sangat amanah. Saat malam hari, Rasulullah
SAW tidak terlalu banyak tidur, karena beliau selalu melaksanakan Qiyamul Lail
hingga kakinya bengkak. Sungguh, begitu banyak pekerjaan yang dilakukan
Rasulullah SAW selama hidupnya, membangun peradaban Islam, berperang dan
menolong orang-orang yang lemah hingga namanya dikenang sepanjang masa.
Dalam
sebuah hadist riwayat Bukhari, Rasulullah pernah bersabda agar kita
berhati-hati menghadapi kenikmatan. “Ada dua kenikmatan yang membuat orang
terpedaya, yakni nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Al-Bukhari).
Para
cendekiawan muslim sangat menyadari makna hadist tersebut dengan memanfaatkan
waktu luangnya dengan baik. Sebutlah Imam An-Nawawi yang wafat diusia 45 tahun,
namun karyanya sangat banyak dan masih dijadikan sumber rujukan oleh umat
muslim saat ini. Selain itu, Abu Bakar Al-Anbari yang setiap pekan membaca
sebanyak 10.000 lembar. Ada pula Ibnu Aqil yang menulis kitab paling
spektakuler, yaitu Kitab Al-Funun. Kitab yang memuat beragam ilmu hingga Ibnu
Rajab, dan sebagian orang mengatakan bahwa kitab tersebut mencapai 800 jilid.
Dan masih banyak lagi contoh luar biasa lainnya yang dapat memanfaatkan waktu
luang.
Terus Berbuat Baik
Jika
bercermin pada generasi salafus salih dan cendekiawan muslim yang dapat
menghasilkan karya-karya besar, maka mengapa tidak semua orang dapat
menghasilkan karya sama seperti mereka? Padahal semua manusia memiliki waktu
yang sama, yaitu 24 jam dalam sehari. Namun, hasil tiap individu per hari dapat
berbeda. Hal tersebut dikarenakan tergantung dari tiap orang memanfaatkan
waktunya.
Nah,
diakhir penghujung tahun ini, ada baiknya kita mulai mengatur waktu. Bila pada
tahun ini kita sudah merasa mendapatkan hasil yang baik, maka jangan cepat
puas. Karena bisa jadi, jika kita memanfaatkan waktu luang dengan lebih baik
maka hasilnya akan lebih baik lagi. Sesungguhnya kehidupan didunia ini
sangatlah singkat, hingga sebagai seorang hamba Allah SWT, kita harus
mempersiapkan bekal untuk akhirat. Maka, sudah sepantasnya seorang muslim
memaksimalkan waktu yang mereka miliki dengan terus berbuat kebaikan, agar tak
ada penyesalan dalam hidup ini. Dengan demikian, jika seorang muslim mengisi
waktunya dengan ibadah dan perbuatan baik, maka pahala pun akan senantiasa
mengalir dalam hidupnya. Wallahua’lam bisshowab.
(Yatim, Edisi Desember
2012 : 4-5)
0 komentar:
Posting Komentar