RSS

PENGADILAN TUHAN

O
h, betapa malangnya diri, yang ketika di dunia begitu disanjung dan dipuja oleh sesama, padahal di hadapan Allah, dia rusak dan penuh nista. Betapa menyesalnya diri yang ketika di dunia sangat suka menjaga penampilan dan citra, padahal di sisi Allah dia dicerca dan dimurka.

Betapa banyak dari kita yang sangat menjaga image dan citra di hadapan manusia, namun dalam sunyi, tanpa rasa malu bermaksiat di hadapan Tuhan. Betapa seringnya kita menjadi manusia yang sangat menjaga diri di hadapan sesama. Kita tampilkan diri sebagai pribadi yang sangat sempurna, sangat baik, dan penuh wibawa. Namun ketika sendiri, baru terbongkar siapa diri kita sebenarnya. Kita merasa aman, kita merasa tak ada satu pun orang yang tahu bahwa kita tercela. Padahal Allah Mahamelihat. Dan kelak pasti datang satu masa di mana seluruh makhluk akan menyaksikan siapa diri kita yang sebenarnya.

Iyauma nakhtimu ‘alaa afwaahihim watukallimunaa aidiihim wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun. Rasanya, ayat di surah Yasin ini sudah cukup untuk menjadi penasehat abadi. Pada hari itu, mulutmu terkunci, hingga tak akan ada dalih dan kebohongan apa pun yang bisa kau lontarkan. Mulutmu tertutup, sehingga tak bisa lagi mendustai siapa pun sebagaimana yang kau lakukan selama di dunia. Mulutmu tak bisa membicarakan kebaikanmu dan menutupi cacat dan lemahmu sebagaimana yang selama ini kau lakukan di dunia. Pada hari itu, hanya tangan dan kakimu yang akan berbicara, mempersaksikan seluruh tingkah lakumu di dunia, sejak baligh, hingga ajalmu.


 “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yasin: 56)

Saat ini kita sangat mudah menjumpai pengadilan yang jauh dari keadilan di negeri ini. Betapa banyak kezaliman yang timbul dari beberapa keputusan hukum yang sangat tajam kepada kaum bawah, sementara sangat tumpul kepada golongan atas. Mencuri beberapa buah semangka atau beberapa kilogram karet mentah bisa langsung diganjar hukuman penjara beberapa tahun. Sementara koruptor yang merampok uang negara miliaran bahkan triliunan rupiah bebas melenggang di negeri ini. Negeri ini memang kehilangan rasa keadilan. Hukum sangat tegas bagi kaum miskin tetapi sangat hati-hati jika menimpa kaum kaya dan berkuasa.

Namun ketahuilah, jika pengadilan manusia kadang bisa dimanipulasi, tetapi pengadilan Allah tak akan bisa. Karena Dialah Zat yang Mahamelihat, Maha Mengetahui segala tingkah  dan perbuatan seluruh umat manusia. Tidak ada yang mampu menyuap malaikat, sang petugas yang kejujurannya tak perlu lagi diragukan. Tak ada yang bisa membohongi pengadilan Mahsyar.

Marilah kita berhati-hati terhadap pengetahuan Allah yang tiada batasnya. Saat kita sendiri, hakikatnya kita tak sendiri. Karena ada Allah yang maha menyaksikan segala apa yang kita perbuat. Perasaan yang selalu merasa kehadiran Allah dekat dengan kita itulah yang berpotensi menjauhkan kita dari keberanian melanggar larangan-Nya. Kita tidak lagi menakutkan pengadilan manusia yang paling berat – hukuman mati. Yang kita takutkan adalah pengadilan Allah yang dampaknya bisa jadi berbuntut siksaan sepanjang masa dan tak ada hentinya.

Ketika kita memiliki rasa diawasi selalu oleh Allah, kita malu pada-Nya ketika waktu dan usia yang sudah dikaruniakan-Nya bagi kita justru kita isi dengan hal-hal yang sia-sia, bahkan perbuatan yang dilarang-Nya. Kita malu pada-Nya. Kita tak lagi peduli pandangan manusia pada kita. Karena pendapat sesama hanyalah pendapat subjektif yang tidak menentukan baik buruknya kita. Pandangan Allah pada kitalah pandangan objektif. Jika dalam pandangan-Nya kita baik, maka baiklah kita.

Pengadilan Tuhan tidak bisa dimanipulasi dan disogok. Pengadilan Mahsyar tak akan bisa diintervensi dengan kekuasaan apa pun. Dalam pengadilan itu, dipertontonkan dengan sangat detail tentang segala perbuatan baik dan buruk yang sudah kita kerjakan. Bayangkan, seluruh manusia dikumpulkan dalam satu tempat dan di depannya dipersaksikan seluruh perjalanan hidup masing-masing kita dengan sangat detail. Seluruh aib yang selama ini kita tutupi tiba-tiba terbongkar tanpa tedeng aling-aling. Seluruh ke-jaim-an kita pada hari itu tiada gunanya. Karena Allah mempertontonkan di hadapan seluruh manusia tentang siapa dan bagaimana kita sebenarnya.

Oh, betapa malunya diri, yang selama di dunia dengan penuh wibawa tampil di hadapan khalayak, tetapi dalan kesendirian, justru merasa aman dengan dosa-dosanya. Oh, betapa malangnya diri, yang ketika di dunia disanjung dan dipuja oleh sesama, padahal di hadapan Allah, dia rusak dan penuh nista. Betapa menyesalnya diri yang ketika di dunia sangat suka menjaga penampilan dan citra, padahal di sisi Allah dia dicerca dan dimurka.

Pengadilan Tuhan adalah pengadilan yang benar-benar adil. Di sana akan muncul dua golongan, yakni golongan kanan dan kiri. Bagi golongan kiri, maka siksaaan adalah balasan atas segala kelakuan buruk yang sudah dikerjakannya selama di dunia. Sedangkan bagi golongan kanan, maka kenikmatan surga adalah balasan atas segala kebaikannya yang sudah dilakukannya di dunia.

Sahabatku, kini, kita masih diberi kesempatan untuk memilih. Kini, kita masih dipercayai oleh Tuhan untuk memperbaiki diri. Memilih menjadi golongan manusia yang malang, menyesal, dan meratapi hidupnya di dunia, atau justru menjadi golongan manusia yang puas dengan kebaikan yang sudah dikerjakan saat hidup. Kita masih punya kesempatan untuk memilih, menjadi orang yang hanya dipuja oleh sesama namun dimurka oleh Tuhan, atau menjadi orang yang di mata manusia terhormat, dalam pandangan Allah berlimpah rahmat?

Hari ini, sebelum beranjak tidur di malam hari, sejenak tanyakan pada diri:
  • Andaikan ini tidur terakhirku, sudah siapkah aku menghadap Tuhan dengan diri saat ini?
  • Andaikan ini hari terakhirku, dosa apa yang sangat ingin aku mintakan ampun pada-Nya?
  • Andaikan ini hari terakhirku, amalan apa yang aku yakin sanggup menyelamatkanku di alam Barzah?
  • Andaikan ini hari terakhirku, karakter apa dalam diriku yang membuat Tuhan mencurahkan rahmat-Nya padaku?

Mari pejamkan mata sejenak, merenungkannya dalam-dalam. Lalu beristirahatlah. Semoga esok Tuhan masih berkenan memberi kita tambahan umur untuk memperbaiki diri. Jantung yang terus berdetak adalah nasihat bahwa pernjalanan menuju kubur tak kenal libur. Sekolah, kuliah, kerja boleh saja libur, tapi tetaplah ingat bahwa usia kita tak pernah libur. Meski hari libur, hindari bermalas diri.

Tetaplah produktif dalam berkarya dan beribadah. Lalu kapan istirahatnya? Percayalah. Tempat istirahat terbaik adalah surga.

(Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk || Ahmad Rifa’i Rif’an : 11-16)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar