“Sungguh
pada diri Rasulullah saw. itu terdapat suri tauladan yang baik bagi kamu,
(yaitu) bagi siapa yang mengharap (rahmat) Allah dan (kebahagiaan) hari kiamat
dan ia banyak menyebut Allah.” (Al
– Ahzab : 21)
Sebenarnya, setiap
orang dapat menemukan pada diri Nabi Muhammad saw. suatu keteladanan luhur yang
akan mengantar mereka memperoleh rahmat Ilahi serta kebahagiaan ukhrawi. Siapa
pun dia, baik seorang ayah, suami, anak, negarawan, pemimpin masyarakat maupun
militer, semuanya dapat menimba kereladanan dari sumber yang tidak pernah
kering ini.
Dalam Al-Quran
dijelaskan betapa mulia pribadi Rasulullah. Bahkan perihidup Rasulullah adalah
praktek hidup dari nilai-nilai Al-Quran. Keseluruhan perkataan dan perbuatannya
tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, sebagaimana A-Quran akan lestari sepanjang
zaman. Tutur kata Rasul serta perbuatannya member ilham bagi perubahan sikap
hidup berjuta manusia di dunia.
Kemurahan dan
kerendahan hati Nabi saw. sangat menonjol. Keramahan dan kasih saying beliau
mencakup semua orang. Rasulullah saw. sangat menyayangi anak-anak. Saat bertemu
anak-anak, beliau mengucapkan salam kepada mereka sambil menyapa bahkan
menggendongnya. Ketika seorang anak pipis di pangkuan beliau, pengasuhnya
merebut sang anak dengan kasar. Maka beliau menegurnya, “Biarkan dia pipis. Ini (sambil menunjuk pakaian beliau yang basah)
dapat dibersihkan dengan air. Tetapi apa yang dapat menjernihkan kekeruhan hati
anak ini akibat renggutan yang keras?”
Semoga Allah Yang
Mahaagung mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk meniru dan mengikuti jejak
langkah Rasulullah sebagai insan yang benar-benar telah dipilih oleh Allah
menjadi cahaya rahmat bagi alam semesta. Alangkah beruntung jika sosok yang
kita idolakan itu adalah puncak kesuksesan dari segala sisi.
Ketika kita berusaha
meniti jejak Rasul, maka hal itu adalah kebaikan yang melimpah. Tidak sulit
bagi kita mencari tokoh panutan paling brilian. Rasulullah saw. adalah uswatun hasanah, suri teladan yang
luhur. Michael H. Hart, dalam bukunya Seratus
Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, menempatkan Nabi Muhammad saw.
pada urutan teratas, jauh melampaui tokoh-tokoh dunia lainnya.
Rasulullah saw. juga
dianugerahi kesempurnaan lahiriah. Diantaranya seperti penuturuan Hindun binti
Abi Halah r.a., sebagai berikut.
“Nabi
Muhammad saw. adalah seorang manusia yang sangat anggun, yang wajahnya bercahaya
bagaikan bulan purnama di saat sempurnanya. Badannya tinggi sedang. Postur tubuhnya
tegap. Rambutnya ikal dan panjang yang tidak melebihi daun telinganya. Warna kulitnya
terang. Dahinya luas. Alisnya memanjang halus, bersambung dan indah. Sepotong urat
halus membelah kedua alisnya yang akan tampak timbul di saat marahnya. Hidungnya
mancung sedikit membengkok, yang di bagian atasnya berkilau cahaya. Janggutnya lebat.
Pipinya halus. Matanya hitam. Mulutnya sedang. Giginya putih tersusun rapi. Dadanya
bidang dan berbulu ringan. Lehernya putih, bersih, dan kemerah-merahan. Perutnya
rata dengan dadanya. Bila berjalan, jalannya cepat laksana orang yang turun
dari atas. Bila menoleh, seluruh tubuhnya menoleh. Pandangannya lebih banyak ke
arah bumi ketimbang langit yang kebanyakannya merenung. Beliau mengiringi
sahabat-sahabatnya di saat berjalan, dan beliau jugalah yang memulai salam.”
Dalam kehidupannya,
Rasulullah saw. senantiasa beramal sebelum bicara (bukan sebaliknya). Oleh karena
itu, dakwah beliau mempunyai kekuatan ruhiyah yang kuat karena beliau sudah
lebih dulu mengamalkan apa yang beliau dakwahkan. Al-Quran mengatakan, “Kabura maqtan indallahi an taqulluna ma laa
taf’alun,” ‘Amat besar kebencian di sisi Allah karena kalian mengatakan apa
yang tidak kalian lakukan’ (ash-Shaff : 2).
Mungkin inilah yang
harus kita evaluasi. Kita sering menyebut Islam, sering menyebut
keterangan-keterangan Islam, tapi pertanyaannya : apakah sudah dilakukan atau
belum? Jika perkataan tidak selaras dengan perbuatan, itu seperti emas imitasi.
Tampak mengkilat, tapi sebenarnya murah harganya.
Rasulullah diutus ke
muka bumi untuk menyempurnakan akhlak. “Innama
buitstu liutammima makaarimal akhlaq,” ‘Bahwasanya aku diutus hanyalah
untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak’. Islam diturunkan oleh Allah bukan hanya
untuk satu zaman. Sekarang dianggap zaman modern, tapi kita tidak tahu beberapa
puluh tahun kemudian, akan seperti apakah yang disebut modern itu?
Hanya satu hal yang
harus diyakini bahwa kebenaran itu selalu aktual. Maka, upaya membangun
peradaban ini wajib didahului dengan membangun manusianya. Manusia sampai
kiamat tetap manusia. Manusia mempunyai potensi yang tidak dimiliki oleh hewan,
yaitu akal pikiran dan hati nurani. Apalah artinya teknologi yang serba modern
kalau tingkah manusianya primitif?
Jadi, di zaman apa pun,
Islam tetap bisa menjadi solusi. Indonesia terpuruk,
bukan karena Islamnya yang salah, tapi karena umat Islamnya belum memahami
bagaimana indahnya Islam, bagaimana profesionalnya Islam, bagaimana
produktifnya Islam.
Maka jika ingin meniru
orang yang sukses, contohlah diri Rasulullah. Jangan sampai kita keliru dalam
menetapkan standar kesuksesan, sebab standar itu ternyata tidak selalu identik
dengan kemuliaan.
Apabila kita
perhatikan, anak-anak kita sering meniru figur-figur tertentu, namun sayangnya figur
yang ditiru sering tak mampu memberikan tata-nilai yang baik bagi mereka. Para remaja
juga meniru tokoh-tokoh idola tertentu. Padahal figur yang ditirunya malah ada
yang mati bunuh diri atau over dosis. Di sisi lain, banyak pula wanita yang
meniru mode busana yang serba terbuka, namun akhirnya malah menjatuhkan
kehormatan wanita itu sendiri.
Bagi orang-orang yang
senantiasa berusaha mencontoh Rasulullah saw. maka di hatinya bergetar,
berguncang mengenang keindahan akhlak beliau. Mengenang pada perjuangan beliau,
saat berjuang di medan tempur, beliau tidak pernah gentar terhadap lawan. Beliau
selalu berdiri di barisan paling depan dan terdekat kepada musuh-musuhnya.
Mengenang kecintaannya
kepada kita semua. Mengenang bagaimana kesabarannya. Mengenang bagaimana kegigihannya
dalam memperjuangkan dan membela agama. Mengenang bagaimana indahnya ketika
beliau bersimpuh sujud kepada Allah, ketika air matanya berderai, di saat
kakinya bengkak karena selalu bangun di malam hari. Mengenang bagaimana
kerendahan hati beliau, begitu lembut perangainya, begitu ramah, dan tawadhu kepada siapa pun. Begitu terasa
jernih wajahnya, begitu menawan dan mempesona senyuman tulusnya, mengenang
begitu jernih tutur katanya yang bersih
dari kesia-siaan, tak tersentuh oleh kesombongan, padat dan sarat makna,
melimpah dengan hikmah.
Mengenang bahwa beliau
seorang yang penyayang kepada istri-istrinya dan belas kasih kepada
anak-anaknya. Mengenang betapa harum tubuhnya yang selalu bersih, yang tidak
pernah lalai membersihkan dirinya, memotong kuku, juga sampai ke hal-hal yang
terkecil. Dialah baginda Rasulullah saw. yang kemuliaannya dipuji para penduduk
bumi dan langit.
Dia panutan kita, suri
teladan bagi kita. Siapa pun yang mencintainya maka akan dibuktikan dengan
kesungguhannya untuk memahami dan mensuriteladani beliau. Semoga shalawat dan
salam senantiasa terlimpah kepada baginda tercinta Rasulullah yang mulia,
keluarganya, keturunannya, dan umatnya yang menetapi jejak mereka yang ihsan. Alangkah
rugi jika hidup yang sekali-kalinya ini harus diisi dengan kecintaan pada figur-fihur
lain yang jauh dari keteladanan akhlak Rasul. Orang-orang yang mencintai Rasul,
dia akan meniti jejaknya, serta hidup berjuang membela risalahnya.
Wallahu
a’lam.
(K.H. Abdullah Gymnastiar || Meraih
Bening Hati dengan Manajemen Qolbu : 5 – 9)
0 komentar:
Posting Komentar